5 Pandangan Keliru Masyarakat Umum Terkait Bitcoin
Meskipun Bitcoin mulai mendunia, tak semua orang begitu mengenal mata uang kreasi Satoshi Nakatomo ini. Termasuk juga bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Karenanya, muncul berbagai pandangan keliru tentang Bitcoin. Termasuk 5 pandangan berikut. Nah, apakah satu atau lebih pandangan tersebut ada dalam benak kita? Berikut 5 pandangan keliru masyarakat umum terkait Bitcoin.
Bitcoin Dikelola Oleh Lembaga Resmi
Umumnya, orang berpikir bahwa Bitcoin dikelola oleh lembaga resmi. Sesungguhnya, tidaklah demikian. Tak ada lembaga resmi yang mengatur Bitcoin, seperti halnya bank yang mengatur peredaran dan nilai uang. Karena tak diatur oleh lembaga resmi, siapapun dapat bebas mentransfer beberapa Bitcoin ke berbagai penjuru dunia manapun. Selain itu, tak memerlukan biaya transfer yang besar untuk mentransfer Bitcoin ke luar negeri.
Bitcoin Hanya Digunakan Untuk Membeli Barang-Barang Ilegal
Pada 2011, Silk Road, situs internet yang menjual barang-barang ilegal, menerima pembayaran via Bitcoin. Pada saat-saat tersebut, karena situs tersebut menerima pembayaran via Bitcoin, cenderung memunculkan pandangan bahwa Bitcoin menjadi uang untuk membeli barang-barang ilegal. Setelah FBI menutup tempat tersebut pada 2013, popularitas Bitcoin semakin meningkat. Hal ini secara pasti menyanggah pandangan bahwa Bitcoin menjadi uang untuk membeli barang-barang ilegal
Bitcoin Hanya dapat Ditransfer Secara Online
Bitcoin begitu identik dengan koneksi internet. Karenanya, memunculkan pandangan bahwa Bitcoin hanya dapat ditransfer secara online. Sesungguhnya, tidaklah demikian, .Bitcoin pun dapat kita transfer
secara offline. Kita dapat langsung mentransfer Bitcoin ke wallet penerima. Sebagai informasi, beberapa toko di luar negeri, menerima pembayaran via Bitcoin secara offline. Sebagai informasi, mentransfer Bitcoin via offline jauh lebih aman dibandingkan mentransfer secara online.
secara offline. Kita dapat langsung mentransfer Bitcoin ke wallet penerima. Sebagai informasi, beberapa toko di luar negeri, menerima pembayaran via Bitcoin secara offline. Sebagai informasi, mentransfer Bitcoin via offline jauh lebih aman dibandingkan mentransfer secara online.
Bitcoin Begitu Mudah Di-Hack
Ada juga sebagian orang yang memandang Bitcoin mudah di-hack. Sebabnya, tentu saja karena Bitcoin berbasis komputer digital. Pandangan ini sesungguhnya tak sepenuhnya benar. Dengan rutin mem-backup wallet Bitcoin dan mengikuti berbagai tips dan trik, maka akan lebih terhindarkan dari ‘kecurian’ Bitcoin. Bila kurang begitu memperhatikan keamanan Bitcoin, tak tertutup kemungkinan akan mengalami ‘kecurian’ Bitcoin.
Pemilik Bitcoin Sama Sekali Tak Dapat Dilacak
Semua transfer Bitcoin tercatat pada situs blockchain. Pada blockchain, nama pemilik akun Bitcoin memang tak tercatat. Hal ini bermaksud untuk menjaga privasi. Nah, meskipun demikian, tak lantas pemilik Bitcoin sama sekali tak dapat terlacak. Dengan menggunakan trik-trik khusus, pemilik Bitcoin sesungguhnya dapat terlacak.
Tambahan, Membeli Bitcoin Tak Mesti Dalam Satuan Koin
Istilah Bitcoin menyiratkan makna bahwa Bitcoin mesti dibeli dalam satuan koin. Sesungguhnya, tidaklah demikian. Kita dapat membelinya dalam pecahan koin. Misalnya, membeli sepersepuluh atau seperduapuluh Bitcoin. Sebagai informasi, bila dikonversikan ke rupiah, 1 Bitcoin saat bernilai dalam kisaran 40 hingga 50 juta rupiah. Harga Bitcoin tidaklah ajeg, melainkan fluktuatif (naik-turun).
Demikian, 5 pandangan keliru masyarakat umum terkait Bitcoin. Semoga tulisan ini menambah wawasan kita tentang mata uang digital tersebut.
Komentar
Posting Komentar